Selasa, 23 Desember 2008

Berdakwah dan Berqurban ke Mentawai

BERDAKWAH KE MENTAWAI,
BERQURBAN BERSAMA MUHTADIN MENTAWAI
MENGIKAT UKHUWAH SESAMA



Mentawai adalah daerah medan dakkwah yang sulit.
Pembinaannya juga memerlukan kebersamaan dan memelihara kesinambungan gerak dakwah itu.




Di sini banyak penduduk masih muallaf.
Perlu perhatian semua pihak


Masalah kebersamaan mesti dipupuk menjadi kekuatan dakwah di Mentawai. Umpamanya dalam melaksanakan ibadah qurban di hari raya Idul Adha atau fiotrah di hari raya Idul Fitri.
Beban berat dakwah di Mentawai adalah kurangnya dai yang mau menetap di sana



Qurban memang satu dari daya tarik dan pengikat antara pendatang dari tanah tepi dan penduduk asli Mentawai yang masih dalam kekurangan itu.




Memang sebaik kekuatan dakwah terletak pada putra Mentawai yang mesti tampil menjadi pendakwah di daerahnya sendiri.
Seperti Saudara Zulkifli Tamali Saogo anak Rimata Matobek Sipora yang saat ini menjadi Koordinator Dakwah di Kepulauan Sipora Mentawai dan menjadi imam di Masjid Nurul Iman Sioban.
Kepadanya dan kepada teman-teman putra putri Mentawai ini seseungguhnya terletak harapan pembinaan dakwah di kepulauan paling barat pulau Sumatera ini.

Bukittinggi sambut tahun baru dengan Wisata Islami.

Objek Wisata di Bukittinggi Dijaga Ketat Selama Libur Panjang





PadangKini.com | Selasa, 23/12/2008, 11:16 WIB





BUKITTINGGI--Kepolisian Resor Kota Bukittinggi (Polresta) menggelar operasi lilin untuk mengamankan perayaan natal dan libur tahun baru, mulai 24 Desember hingga 2 Januari 2009.



Dalam gelar pasukan di Halaman Mapolresta Bukittinggi, Selasa (23/12), sebanyak 340 personil telah disiapkan untuk mengamankan objek vital seperti rumah ibadah terutama gereja, tempat wisata dan hotel.



"Hal-hal yang menimbulkan kerawanan dan harus diwaspadai diantaranya unjuk rasa oleh mahasiswa dan karyawan yang mungkin di PHK, unjuk rasa kelangkaan minyak tanah dan gas, teror bom, kemacetan lalu lintas, bencana alam dan kejahatan konvensional lainnya," kata Trismon, Ketua DPRD Bukittinggi yang menjadi inspektur upacara, mengutip sambutan Kapolri Bambang Hendarso Danuri . (met)



Bukittinggi akan Dijadikan Kota Wisata Keluarga yang Islami





PadangKini.com | Selasa, 23/12/2008, 21:48 WIB





BUKITTINGGI--Pariwisata Bukittinggi akan dikembangkan menjadi wisata keluarga yang Islami, karena itu Pemerintah Kota Bukittinggi bersama MUI dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bukittinggi sama-sama bertekad memerangi maksiat.



Hal itu ditegaskan Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi Khairul, Ketua MUI Bukittinggi Zainuddin dan Ketua PHRI Bukittinggi Syahroni Falian usai acara dialog interaktif salah satu stasiun radio swasta di Kota Bukittinggi, Selasa (23/12).



Menurut Khairul, dalam waktu bersamaan, masyarakat akan merayakan dua tahun baru yakni tahun baru Islam (Hijriah) 29 Desember dan tahun baru masehi, 1 Januari.



"Bukittinggi masih menjadi magnet wisata bagi para wisatawan. Keragaman keindahan alam, keindahan budaya dan keindahan adat malah semakin menambah volume kunjungan wisata ke Bukittinggi," kata Khairul..



Berkaitan dengan perayaan tahun baru Hijriah, Bukittinggi akan disemarakkan dengan pawai Didikan Subuh (DDS) dari Lapangan Wirabraja ke Jam Gadang, sambil mengumandangkan Asmaul Husna 29 Desember 2008. Acara ini merupakan kerjasama himpunan Da'I dan Muballigh se Kota Bukittinggi dengan organisasi Islam di Kota Bukittinggi.



Khusus menyambut Tahun Baru Masehi 1 Januari 2009, lanjut Khairul, Bukittinggi akan memusatkan kegiatan di Lapangan Wirabraja, tidak lagi di pelataran Jam Gadang. Sebab berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, perayaan tahun baru di pelataran Jam Gadang begitu penuh sesak dengan manusia yang saling berdempetan yang menimbulkan maksiat.



"Belum lagi pembakaran mercon dan kembang api yang menimbulkan korban jiwa. mengantisipasi hal tersebut, Pemko Bukittinggi mengalihkan acara ke Lapangan Wirabraja. Sehingga arus kendaraan bermotor disekitar Jam Gadang dapat dihentikan selama perayaan tahun baru tersebut. Walaupun demikian Jam Gadang tetap terbuka untuk umum yang ingin berkunjung," kata Khairul.



Sementara Ketua MUI Zainuddin mengatakan, untuk mengantisipasi perbuatan maksiat saat tahun baru, pihaknya akan menyebarkan selebaran anti maksiat dan menggalakkan wisata keluarga di Bukittinggi.



"Biarlah Bukittinggi sepi asalkan jauh dari maksiat," kata Zainuddin.



Ketua PHRI Bukittinggi Syahroni Falian menyatakan, Bukittinggi adalah kota wisata dengan nuansa religius. Untuk itu pemberantasan maksiat perlu ditingkatkan.



"Namun demikian pemberantasan maksiat tersebut jangan sampai mematikan pariwisata di Bukittinggi. Bukittinggi adalah kota wisata alam, wisata belanja, wisata adat. Jangan sampai dikotori dengan maksiat. PHRI sangat mendukung kebijakan Pemko dalam memberantas maksiat," kata Roni.



Pariwisata Bukittinggi, lanjut Roni, diharapkan menjadi pariwisata yang positif, bersih dan sehat. Tentu saja pemberantasan maksiat tersebut jangan sampai menimbulkan huru-hara yang menyurutkan kepariwisataan Bukittinggi.



"PHRI yakin, keuntungan yang diterima dari maksiat berkedok wisata tidak sebanding dengan kerugian yang ditimbulkannya. Karena itu, sudah merupakan tugas masyarakat Bukittinggi untuk memberikan sentuhan pariwisata keluarga yang Islami di Bukittinggi," pungkasnya. (met)